OLD-TIMER
Seperti culinary scene di Jakarta, di Bali pun banyak sekali wajah baru di arena bisnis kuliner, khususnya setelah ekonomi bangkit pasca pandemi. Biasanya karena FOMO, kita berlomba memenuhi tempat baru yg hip, cool, viral & happening. Saya pun ikut berharap semoga pendatang baru tersebut mampu bertahan & terus ramai pengunjung, khususnya untuk mereka yg menurut saya memang bagus & layak terus exist atas apresiasinya terhadap kuliner berkualitas.
Kata orang, memulai bisnis kuliner yg paling mudah adalah tahap membuka usahanya. Asal niat & ada modal, bisa lah buka bisnis… Lalu, punya passion di bidang ini, termasuk jiwa ingin memberi yg terbaik and to serve others. Tapi hal utama lain yg membuat jantung bisnis kuliner terus berdetak boleh dibilang termasuk beberapa hal ini: menjaga konsistensi & maintain standards. Ini yg diakui paling susah oleh mereka yg sudah punya pengalaman membuka & menjalankan usaha.
Perjalanan saya ke Bali kali ini termasuk bersilaturahmi dg mereka yg sudah saya kenal sejak awal memulai usahanya & mampu bertahan puluhan tahun sampai sekarang. Saya pertama kali ke
@warungmamiikanbakar sekitar awal tahun 2000an. Kekuatan masakan lezat yg diolah oleh seluruh anggota keluarga ini mampu menyedot pelanggan, mengalahkan syarat ambiance resto cantik & spectacular sunset view yg instagramable.
Ngobrol sama
@gloryinbali , suami istri pemilik
@dijonbali juga menguatkan pendapat tentang keutamaan passion, konsistensi dan maintaining standards. Melewati berbagai tantangan & cobaan sejak memulai bisnis ini tahun 1999 bukan hal sepele. Makanya sampai sekarang mereka termasuk old-timer yg terus bertahan & punya pelanggan, old & new, yg setia seperti saya.
Begitu juga dg
@artcafebumbubali &
@bumbubalirestaurant yg dirintis sejak 1997 oleh keluarga
@vonholzenphoto . Kekayaan cita rasa rempah & bumbu, presentasi kreatif yg mempertimbangkan high & low serta kombinasi warna & tekstur hidangan merupakan salah satu kekuatan yg membuat proses makan menjadi sebuah pengalaman sensorik, bukan sekedar bikin perut kenyang.
Mau tau cerita kuliner saya lainnya dari Bali? Tunggu postingan selanjutnya ya.